Stoicism by Roemaly

Stoa atau Stoikisme adalah nama aliran atau mazhab Filsafat Yunani Kuno yang didirikan oleh Zeno dari Citium di kota Athena, Yunani pada awal abad ke-3 SM. Namun ada beberapa yang mencatat Stoikisme ini baru resmi ada pada tahun 108 SM.

Sebenarnya ajaran mazhab Stoa ini sangat luas dan beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa pijakannya adalah meliputi perkembangan logika yang terbagi dalam retorika dan dialektika, fisika dan etika yang memuat teologi dan politik. Pandangan yang mencolok tentang etika adalah bagaimana manusia memilih sikap hidup dengan menekankan apatheia, hidup pasrah atau tawakal menerima keadaannya di dunia.

Atau singkatnya Stoikisme adalah ajaran dimana manusia justru lebih berekspektasi paling buruk tentang dirinya daripada berekspektasi paling baik tentang dirinya.

Sebagai contoh misalnya kamu ingin mengikuti sebuah tes wawancara dalam seleksi sebuah organisasi. Alih alih kamu membayangkan tes wawancara kamu akan berjalan dengan lancar, atau kamu bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar dan kamu lolos dari tes wawancara organisasi tersebut, kamu justru harus membayangkan kalau tes wawancara kamu itu akan gagal, kamu tidak akan lolos, dab kamu tidak akan bisa menjawab banyak pertanyaan saat tes wawancara nanti berlangsung. Itulah yang diterapkan dalam Stoikisme. 

Mengapa justru kita harus membayangkan hal-hal negatif daripada hal positif yang akan terjadi pada kita kedepannya? Bukankah hal itu justru membuat kita overthinking dan tidak percaya diri? 

Pada ajaran Stoikisme kamu justru harus mempersiapkan diri kamu dalam keadaan paling buruk agar apabila sungguhan terjadi, maka kamu tidak akan kaget lagi. Minimal kamu mengetahui itu akan terjadi sehingga kamu bisa mempersiapkan diri kamu sebelum hal negatif itu terjadi. Bahkan seandainya hal negatif yang sudah dibayangkan ternyata tidak terjadi, atau ternyata hal positif lah yang terjadi, kita akan lebih bersyukur daripada ketika kita sudah berpikiran positif sejak awal.

Saya sendiri sudah mulai menerapkan ajaran Stoikisme ini sejak masih di sekolah dasar walaupun saya baru menyadari kalau cara yang saya gunakan itu adalah ajaran Stoikisme.

Waktu itu saya pernah mengikuti sebuah lomba menggambar di tingkat kecamatan. Dari awal saya mengikuti lomba, saat latihan, hari-H dan setelahnya saya selalu berpikir bahwa "Oh, saya pasti tidak akan menang, saya tadi lihat ada peserta lain yang gambarnya jauh lebih bagus dari yang saya buat, rasanya tidak mungkin saya akan menang." Dan kenyataan yang terjadi adalah saya dapat memenangkan lomba menggambar itu. Saya langsung merasakan kebahagiaan yang luar biasa apalagi sebelumnya saya pikir saya tidak akan menang. Bahkan jika saya tidak menang sekalipun saya akan tetap baik-baik saja karena saya sudah menebaknya dari awal.
Inilah yang disebut dengan ajaran Stoikisme.

Tapi bagaimana jika ajaran ini justru membuat diri kita tidak percaya diri? Maka bedakan apa yang bisa kamu ubah dan mana yang tidak. Kamu mungkin boleh berpikiran negatif tentang apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirimu, tapi bukan berarti kamu benar benar pasrah pada keadaan. Kamu tetap harus berusaha, atau dalam bahasa agama nya ikhtiar. 

Orang-orang Stoik sendiri percaya kalau emosi negatif yang menghancurkan manusia dihasilkan dari keputusan yang salah. Stoikisme adalah cara hidup yang menekankan dimensi internal manusia, seorang Stoik dapat hidup bahagia ketika ia tidak terpengaruh oleh hal-hal yang berasal dari luar dirinya atau dengan kata lain hal-hal yang berada di luar kuasanya.

Dengan menerapkan Stoikisme dalam kehidupan kita lebih dapat mempersiapkan diri untuk tetap tabah dalam menghadapi kemalangan. Hidup itu tidak melulu tentang kebahagiaan. Dalam hidup ada juga kesedihan dan luka yang terjadi. Namun itulah kehidupan. Dan itu normal. Dengan prinsip Stoikisme ini kamu siap dengan pandangan hidup bahwa hidup tidak selalu nyaman. Ada duka dan kesedihan yang ada kalanya terjadi. Berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi dan belajar berdamai dengan emosi-emosi negatif. Biasakanlah diri untuk tetap tegar berhadapan dengan berbagai skenario terburuk.

Salah satu tokoh filsuf Stoic yang bijaksana adalah Marcus Aurelius. Marcus Aurelius ini termasuk dalam jajaran "Lima Kaisar Baik" yang sangat berkontribusi besar dalam kemajuan Romawi. Marcus Aurelius lahir di kota Roma pada tanggal 26 April 131 Masehi. Beliau berasal dari keluarga terkemuka di Romawi.

Beliau ini sebenarnya terkenal sebagai seorang pria yang lemah dan memiliki sejumlaj masalah kesehatan. Namun dia masih berhasil hidup lebih lama dari sekelompok orang yang lain disekitarnya dalam waktu yang sangat sulit.


Kami pikir strategi tilkokk varu mengatasi emosinya kalian forget fisik dan penyakit yg harus aja.

Sekian pembahasan dari saya malam ini tentang Stoikisme!

Comments

Popular posts from this blog

PDT Ke-51 Tahun 2022 Akan Segera Dimulai