Tentang Hujan, Sore dan 'Dia' by Roemaly

Haloo, selamat malam! Bagaimana kabar hari ini? Semoga masih baik-baik saja. Hari ini di domisili saya hujan. Kalau di domisili kalian bagaimana? Apakah hujan juga?

Bicara soal hujan, kata orang hujan itu indah ya? Menurut saya hujan itu biasa saja. Bukan maksud saya tidak mensyukuri dengan turunnya hujan, bukan. Tapi hujan kan hanya air yang jatuh turun ke bumi. Hanya itu kan? Apa yang spesial dari itu?

Kalau secara ilmiah hujan itu terbentuk melewati beberapa proses sebelum akhirnya turun ke bumi. Tahap pertama hujan mengalami tahap evaporasi. Yaitu Proses penguapan air yang ada di permukaan bumi ke langit menjadi awan. Air yang ada di permukaan bumi seperti air dari sungai, danau, waduk, atau laut sekalipun akan menguap karena adanya matahari yang menbantu proses penguapan. Semakin terik matahari maka akan semakin cepat air menguap.

Tahap kedua yaitu tahap kondensasi. Tahap kondensasi adalah ketika uang yang naik keatas dari matahari. Setelah uap air ini naik cukup tinggi maka ia akan mengembun dan menjadi tetesa air. Proses inilah yang disebut dengan kondensasi saat air menjadi gas dan kembali menjadi cairan.

Tahap terakhir adalah tahap presipitasi. Pada tahap ini air yang sudah terlalu berat menjadi awan akan turun jatuh ke bumi sebagai aur hujan. Tahap inilah yang paling penting sebagai proses dan tahap turunnya hujan secara ilmiah. 

Tahap tahap inilah yang menjelaskan proses terjadinya hujan yang sebenarnya. Walau terkadang ada yang mengatakan kalau hujan itu ada karena makhluk nirvana yang menangis dan akhirnya air mata nya pun turun ke bumi karena hujan, ada juga mitos yang muncul dari masyarakat bahwa bila saat pernikahan sedang berlangsung maka berarti bahwa kehidupan pernikahan sang kedua mempelai tidak akan bahagia, dan juga ada yang bilang hujan yang turun dengan deras saat Imlek maka adalah pertanda keberkahan. Meskipun begitu, proses hujan tetaplah dapat dijelaskan secara ilmiah sementara untuk mitos mitos yang tersebar tentang turunnya hujan mungkin kita dapat mengambil yang positifnya dan membuang sisi negatif.

Hujan juga mempunyai beberapa jenis. Misalnya yang pertama hujan konvektif. Hujan jenis ini terjadi akibat proses yang terjadi akibat dari perbedaan panas di lapisan udara dan permukaan tanah. Semakin tinggi mendekat ke atmosfer, maka udara panas menjadi dingin, sampai akhirnya uap air yang mengembun mulai membentuk menjadi awan Cumulunimbus lalu turun menjadi hujan.

Jenis selanjutnya adalah Orografi atau hujan Relief, perbukitan dan pegunungan adalah tempat umumnya terjadi hujan jenis ini. Karena sebab proses terjadinya karena angin yang datang mendorong udara ke arah bukit maupun pegunungan. Tidak lama kemudian, udara yang mencapai bukit akan menjadi lebih dingin dan ketika mencapai kelembapan, ia mulai mengembun menjadi awal lalu turun ke bawah menjadi tetesan air pada permukaan bumi.

Hujan Frontal adalah hujan jenis ketiga. Saat udara dingin dan hangat bertemu maka hujan Frontal ini dapat terjadi. Ketika kamu mendaki bukit, semakin tinggi kamu naik, maka semakin dingin pula suasana yang terasa di atas. Hal ini juga berlaku pada hujan tersebut ketika udara panas naik menuju atmosfer lalu menabrak udara dingin diatas.  

Udara yang mulai dingin tersebut akan menjadi awal stratus lalu turun ke permukaan bumi sebagai hujan. Hujan jenis ini terkadang juga disertai dengan badai petir dan kilat. Hujan jenis ini juga dapat terjadi hingga lama nya berjam jam.

Dan yang terakhir adalah hujan Muson. Angin Muson atau terkenal dengan angin yang menyebabkan musim hujan dan musim kemarau inilah yang menyebabkan terjadinya hujan Muson. 

Itulah beberapa penjelasan mengenai hujan. Dan di luar itu semua, hujan juga memiliki makna. Kehadiran hujan untuk memberikan penghidupan bagi manusia. Misalnya hujan yang memberikan air kepada tanaman, menjadi sumber persediaan air dalam tanah. Tapi hujan ternyata mempunyai arti yang lebih dalam dan bermakna daripada ini.

Awalnya saya kira hujan itu sesuatu yang biasa. Bukan sesuatu yang spesial. Sampai akhirnya dia hadir. Dirinya yang selalu hadir di sore hari saat hujan sedang berjatuhan ke permukaan bumi. 

Untuk 'dia', saya harap kamu tidak membaca tulisan ini. Karena sejujurnya saat saya menulis, terkadang saya malu karena menurut saya, tulisan kamu lebih baik dan indah daripada tulisan saya. Apalagi tulisan ini sedikit menceritakan dengan kamu. Kalau kamu baca, mungkin bisa saja kamu akan merasa bahwa yang sedang ditulis itu adalah dirimu. Dan bisa saja setelah itu kamu akan membenci saya karena tulisan tentangmu yang saya tulis. Dengan segala kemungkinan itu, saya tidak mengizinkan kamu dan orang-orang terdekat saya untuk membaca tulisan ini.

Hari ini untuk kedua kalinya kamu ada bersama saya disaat hujan turun deras setelah terakhir kali hampir setengah tahun yang lalu pertama kalinya saya jatuh ke kamu saat hujan juga. Bedanya, waktu itu kita menerobos hujan dengan 1 jas hujan yang kita kenakan bersama sambil jalan kaki, sedangkan sekarang kita menerobos hujan dengan menaiki motor kakak laki-laki kamu tanpa jas hujan sama sekali sampai akhirnya kita harus meneduh sampai lebih dari 1 jam di depan sebuah minimarket. 

Kesamaannya adalah, kamu selalu berada di depan saya. Saat jas hujan yang kita pakai bersama, posisi kamu ada di depan saya, memimpin jalan. Waktu di motor tadi juga begitu, kamu yang menyetir motornya, karena saya sendiri belum bisa mengendarai motor.

Tapi tidak apa. Entah kenapa hal-hal seperti ini jika terjadi saat saya bersama kamu, rasanya menyenangkan. Saya memang kedinginan karena saat terjadi saya selalu tidak membawa jaket. Alih-alih merasa tidak nyaman, tapi yang ada hanyalah kupu-kupu yang dengan nakalnya beterbangan tanpa izin di perut saya. 

Dan kamu tahu tidak? Oh iya, kamu kan tidak tahu. Saya tidak mengizinkan kamu untuk membaca tulisan ini. Tapi saya akan tetap menulis ini: Setiap saya merasa untuk lebih baik melepaskan dan mengikhlaskan kamu, bahkan saat saya sampai terpikirkan untuk menghapus semua kenangan tentang kamu yang saya simpan di handphone saya, disaat itu jugalah kejadian-kejadian seperti hari ini selalu terjadi. 

Kejadian-kejadian yang membuat saya batal untuk melepaskan kamu. Kenapa ya? Kalau saya boleh geer, apa mungkin karena semesta belum atau tidak mengizinkan saya untuk melepaskan kamu? Ahh, tapi saya pikir, saya yang terlalu percaya diri. Mungkin ini hanya sebuah kebetulan? Ya, anggap saja begitu. Saya juga tidak mau kalau terlalu percaya diri.

Biarkan saja dulu saya menikmati momen-momen seperti ini dulu ya? Kalau akhirnya kamu memang bukan rumah saya, dan hanya sekadar singgah, atau akhirnya kita memang ditakdirkan menjadi teman saja, tidak apa-apa. Sungguh. Karena sudah dianggap teman oleh kamu dan dapat mengenal kamu saja, saya sudah sangat bersyukur. Biarkan semuanya mengalir dengan tenang. Bagaimanapun akhir dari cerita ini, aku akan berusaha untuk ikhlas. Semoga.  

Selalu tentang dia, sore dan hujan. Terima kasih Tuhan, terima kasih hujan, terima kasih sore, terima kasih kamu. Terima kasih juga untuk kalian (kecuali 'dia') yang sudah berbaik hati meluangkan waktunya untuk membaca tulisan tanpa rangkaian yang saya buat ini. Sampai berjumpa lagi!

Comments

Popular posts from this blog

PDT Ke-51 Tahun 2022 Akan Segera Dimulai