Organisasi, Emosi dan Visi Misi by Roemaly

Halo! Sudah hari minggu ya? Rasanya seminggu menulis seperti ini tiap malam tidak terasa sudah 7 hari terlewat. Di hari Minggu ini saya mau cerita dan mungkin berpendapat(?) tentang organisasi dan perintilannya. Kenapa tentang organisasi? Karena hari ini saya ada sedikit hal buruk yabg terjadi di organisasi yang saya ikuti, jadi saya tertarik untuk membahas tentang ini.

Pertama tama, organisasi itu apa sih? Dalam arti umum, organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya. Pernyataan ini benar.

Kenapa orang orang mengikuti organisasi? Pasti jawabannya bermacam-macam. Ada yang mengikuti organisasi karena ingin memperluas relasi alias mencari teman. Ada juga yang karena ingin menambah pengalaman, menambah ilmu, melatih kepemimpinan, solidaritas, melatih mental, melatih kedisiplinan. 

Di luar itu semua menurut saya pribadi, organisasi itu membiasakan kita dalam menghadapi kehidupan kita sebenarnya suatu saat nanti. Dalam organisasi banyak hal yang biasanya diadakan secara tiba-tiba sehingga kita dilatih untuk selalu siap siaga dalam menghadapi masalah tersebut dengan tetap rasional dan memperhitungkan segalanya dengan baik. 

Dalam organisasi kita juga dilatih untuk terbiasa bertemu dan bekerja dengan orang-orang baru dengan sifat yang bermacam-macam, kita harus mau bekerja dengan orang-orang yang kepribadiannya kurang cocok dengan kita, sekalipun orang tersebut adalah senior kita, ataupun yang jabatannya lebih tinggi dari kita. Karena di dunia kerja nanti pasti kita akan bertemu dengan orang-orang yang lebih bermacam-macam lagi, jadi kita melatih keterbiasaan kita dengan mengikuti organisasi.

Organisasi juga pastinya melatih kita dalam mengatur emosi kita. Hal ini lah yang banyak terjadi dan pasti terjadi pada tiap orang yang mengikuti organisasi. Apapun yang terjadi kita dituntut untuk tetap mengutamakan logika dan rasional tanpa melibatkan emosi. Dengan kata lain kita harus sabar.

Time management kita juga dilatih di organisasi. Bagaimana cara kita mengatur waktu antara organisasi, sekolah, keluarga, teman, pekerjaan dan hal lainnya. Apa yang harus kita lakukan ketika kita memiliki 2 jadwal di waktu yang bersamaan? Semua itu dilatih di organisasi.

Tentang ide, kreativitas, inovasi yang sangat diperlukan dalam kemajuan dan kestabilan organisasi. Ini merupakan hal utama yang menjadi inti dari berjalannya organisasi. Acara yang akan kita buat, program kerja yang akan kita jalankan, visi misi yang harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh, serta ide lainnya yang masih berhubungan dengan kemajuan organisasi.

Bagaimana cara kita mengatur sekumpulan orang dengan sifat dan peribadian yang berbeda-beda secara sistematis dan teratur. Bukan hal yang mudah dalam menjalani semua itu. Maka dari itu banyak orang yang memilih untuk tidak mengikuti organisasi karena malas memikirkan masalah masalah seperti yang ada di organisasi.

Sebenarnya setiap orang memiliki kebebasan dalam memilih untuk mengikuti organisasi atau tidak. Banyak orang yang tanpa mengikuti organisasi mereka bisa terbiasa dengan segala masalah hidup di dunia nyata. Tapi ada juga yang bila tidak mengikuti organisasi, maka dia tidak akan terbiasa di kehidupan nyata nantinya. Saya pribadi termasuk dalam golongan yang kedua. Tidak ada yang salah dalam semua pilihan masing-masing individu sebenarnya, asalkan tetap menghargai dan memahami pilihan orang lain. Tidak mengikuti organisasi bukan berarti orang tersebut lemah. Orang yang mengikuti organisasi pun belum tentu orang yang bijak. Stereotip yang berlaku di lingkungan kita tentang organisasi.

Pembahasan hari ini mungkin akan lebih saya tekankan pada masalah yang biasanya terjadi di organisasi dan penyelesaiannya.

Masalah yang biasanya terjadi di organisasi biasanya sangat kompleks, namun ada juga beberapa masalah kecil lainnya yang cukup mengganggu berjalannya organisasi.

Masalah pertama misalnya saja tentang asmara. Beberapa organisasi biasanya akan melarang anggotanya yang berada di satu organisi yang sama untuk menjalin sebuah hubungan. Mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. Kenapa harus ada aturan seperti itu? Peduli amat organisasi dengan kisah asmara anggotanya? Tapi tidak. Ini sungguhan berpengaruh. Jika seseorang yang dapat mengatur emosi nya dengan baik dan mengutamakan rasionalitas mungkin masih bisa ditoleransi. Tapi bagaimana jika tidak?

Biasanya dalam masalah seperti ini apabila anggota yang bersangkutan sedang dalam fase "marahan" dengan pasangannya di organisasi yang sama, orang tersebut akan memberikan hukuman pada satu sama lain, yaitu dengan saling mendiamkan tanpa ada yang mau menurunkan ego nya untuk berbicara dahulu. Bayangkan ini terjadi pada ketua dan bendahara organisasi. Ada sebuah acara yang dibuat oleh organisasi tersebut dan membutuhkan dana. Sementara dana acara di pegang oleh sang bendahara. Karena posisi mereka yang sedang saling menghukum satu sama lain ini lah yang akhirnya membuat ketua tidak ingin bicara dengan bendahara. Padahal dana acara ini sangat dibutuhkan untuk berlangsungnya acara yang dibuat. Maka dari itu aturan yang melarang sesama anggotanya untuk menjalin hubungan menurut saya ada benarnya.

Kedua masalah senioritas. Tidak semua anggota dan organisasi melakukan senioritas. Tapi senioritas dalam organisasi sudah menjadi rahasia umum. Misalnya karena keharusan adik kelas memanggil kakak kelas dengan panggilan "Mas, Mba, Teteh, Akang, Kak." Keharusan ini di sangsikan oleh sebagian orang karena menurut mereka hal ini justru akan membuat batasan antara adik kelas dan kakak kelas, hal ini juga yang biasanya menimbulkan ketakutan dalam hati adik kelas untuk mengeluarkan pendapatnya karena takut dihakimi oleh kakak kelas yang terlihat lebih berkuasa.

Menurut saya, sebenarnya keharusan ini tidak masalah untuk diterapkan karena juga merupakan bentuk rasa hormat dengan kakak kelas yang pastinya sudah lebih berpengalaman dari kita. Tapi bila hal ini dilebih-lebihkan akan menimbulkan masalah seperti yang sudah disebutkan diatas. Sebagai pemecahannya, pendapat saya adalah dengan tidak apa dengan diterapkannya aturan itu, tapi diutamakan panggilan tersebut digunakan saat dalam masa formal atau saat rapat misalnya. Di luar itu boleh saja adik kelas memanggil kita sebebas hatinya asalkan masih tetap dalam kategori "Sopan."

Masalah ketiga, tentang masalah pribadi masing-masing anggota. Masalah yang satu ini bisa dikelompokkan lagi menjadi beberapa masalah. Misalnya saja masalah anggota yang tidak suka dengan salah satu anggota lainnya. Entah itu tidak suka karena sifat anggota tersebut atau karena pernah memiliki dendam karena masalah di masa lalu. Ada banyak sekali pemicu masalah ini. Sebenarnya ini kembali lagi ke poin alasan masuk organisasi. Di organisasi kita dilatih untuk terbiasa dengan keberagaman sifat orang agar suatu saat nanti, kita tidak kaget lagi jika bertemu dengan orang-orang yang "unik". Dan itu sudah menjadi risiko mengikuti organisasi. Sudah seharusnya setiap orang memikirkan dahulu semua risiko dan konsekuensi yang akan terjadi bila mengikuti organisasi. Termasuk dalam hal ini.

Pada masalah yang satu ini memang sulit untuk diselesaikan secara kekeluargaan pastinya. Apalagi bila anggota ini punya sifat yang sulit memaafkan orang lain dan tidak mau mengalah. Kalau sudah begitu menurut saya, tetaplah jalani organisasi itu tanpa mencari masalah dengan anggota yang tidak kamu sukai. Bisa saja juga bila ada hal yang harus kamu lakukan dengan anggota ini, kamu boleh "muka dua". Muka dua tidak selamanya buruk kok. Kadang kita harus melakukan hal ini demi kebaikan orang lain dan diri sendiri.

Selanjutnya masalah perkubuan. Seperi yang kita tahu harusnya dalam organisasi kita harus menjadi satu dan rukun. Walaupun hal ini nyaris tidak mungkin terjadi. Disinilah kita perlu sifat netralitas. Kalau hal ini terjadi pada organisasi yang kamu ikuti, sebisa mungkin jangan tunjukkan kalau kamu memihak salah satu dari dua kubu ini. Tunjukkan dan perlihatkan kalau kubu dalam organisasi itu tidak akan membuat hidup kalian lancar. Selanjutnya biarkan mereka berbaur dengan sendirinya.

Terakhir, visi misi. Visi misi ini sebisa mungkin harus kita laksanakan dan wujudkan demi keberlangsungan dan kemajuan organisasi. Visi misi itu seperti janji. Janji tidak boleh diingkari. Begitu juga dengan visi misi. Apabila kita sudah diteria menjadi anggota kita harus bisa menepati janji kita yang sudah tertulis dalam visi misi yang kita buat.

Inti utamanya dari semua masalah itu adalah, sebelum mengikuti organisasi, kamu harus memahami dulu dimana kekurangan dan kelebihan dirimu, apa yang harus kamu kembangkan dengan kelebihanmu dan solusi untuk kekuranganmu dengan matang. Misalnya kamu adalah orang yang egois. Tali seperti yang kita ketahui bersama, dalam organisasi kita harus menurunkan ego kita agar organisasi dapat berjalan dengan lancar. Bukan hal mudah memang, tapi disitulah kamu belajar untuk menjadi orang yang tidak egois. Disinilah kamu mendapatkan manfaat dari mengikuti organisasi. Kamu juga harus menanamkan pikiran bahwa senior kamu ataupun teman teman kamu bukanlah makhluk yang sempurna. Mereka pasti memiliki kekurangan sama seperti dirimu. 

Organisasi itu akan memberikan hal positif pada dirimu selagi kamu dapat menjalani nya dengan keseriusan dalam menjalankannya. Semangat berorganisasi!

Sampai disini dulu pembahasan tentang organisasi dari saya untuk hari ini, sekian dan terima kasih sudah mau menyempatkan untuk membaca!

Comments

Popular posts from this blog

PDT Ke-51 Tahun 2022 Akan Segera Dimulai